Langsung ke konten utama

HATI

Sistem Ekskresi Hati Pada Manusia 

Ekskresi Melalui Empedu

Empedu merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Fungsi empedu diantaranya:
  • Membantu pencernaan lemak dalam usus halus – empedu membantu fungsi enzim lipase usus halus dengan meningkatkan luas permukaan lemak sehingga mudah untuk diubah menjadi asam lemak dan gliserol
  • Sebagai pengemulsi lemak – empedu mengikat lemak dengan membentuk misel misel. Misel ini mudah larut dalam air sehingga mudah ditransport mendekati dan diserap dinding bagian bagian usus halus
  • Memberi suasana basa – beberapa enzim pencernaan di usus tidak bisa bekerja optimal dalam suasana asam. Hal ini dinetralisir oleh empedu yang bersifat basa
  • Membantu pencernaan vitamin larut lemak – dengan membantu pencernaan lemak secara tidak langsung empedu juga membantu pencernaan vitamin vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K
  • Bakterisida – empedu memiliki sifat bakterisida yaitu mengurangi bakteri merugikan pada bagian bagian usus besar
Fungsi empedu secara lengkap dapat dibaca pada artikel fungsi getah empedu dan fungsi cairan empedu dalam pencernaan.
  1. Pembentukan Empedu
Empedu dibentuk oleh sel hepatosit (sel hati) kemudian dialirkan melalui saluran empedu menuju usus halus atau menuju kantong empedu untuk disimpan. Komposisi empedu antara lain air, getah empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak, lesitin, natrium, kalium, kalsium, klorida, dan ion bikarbonat. Zat-zat dalam empedu merupakan zat yang akan dibuang dari tubuh. Mineral mineral yang ada dalam empedu sebenarnya dibutuhkan tubuh, namun tubuh tidak bisa menyimpannya. Akibatnya kelebihan mineral ini dibuang keluar tubuh melalui empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hati dapat mencapai 1 liter per hari.
  1. Penyimpanan Empedu
Tidak semua empedu yang dihasilkan dikeluarkan dalam usus halus. Sebagian besar empedu disimpan dalam tubuh pada kantong empedu. Fungsi kantong empedu lainnya dapat dibaca pada artikel sebelumnya. Kantong empedu hanya dapat menyimpan empedu sekitar 30-60 ml saja, sehingga empedu dari hati dipekatkan dengan cara mengabsorbsi air, natriun, klorida dan elektrolit lainnya. Akibatnya ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi empedu yang disekresikan hati dan yang disimpan dalam kantong empedu.
  1. Sekresi Empedu
Empedu yang disimpan dalam kantong empedu akan disekresikan saat ada makanan yang masuk kedalam usus halus. Peristiwa ini biasanya terjadi 20 menit setelah konsumsi makanan atau minuman. Makanan, khususnya yang mengandung lemak, akan merangsang kantong empedu untuk mensekresikan empedu. Sekresi empedu juga dipengaruhi oleh rangsangan dari kelenjar pankreas dan saraf saraf pada perut. 

Ekskresi Melalui Siklus Urea

Amonia merupakan hasil samping dari metabolisme protein dalam tubuh. Amonia merupakan zat yang bersifat racun dalam tubuh. Kelebihan amonia dalam tubuh dapat menyebabkan keseimbangan terganggu dan mengurangi energi yang dihasilkan tubuh. Ini disebabkan amonia menggunakan α-ketoglutarat pada siklus krebs untuk membentuk glutamin. Oleh karena itu kadar amonia dalam tubuh tidak boleh lebih dari 35µmol/L. kelainan pada tubuh yang berkaitan dengan kadar amonia/urea yang tinggi disebut hiperamonemia. Tubuh manusia akan merespon keberadaan amonia dengan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak beracun, yaitu urea melalui siklus urea. 
  1. Siklus Urea
Urea merupakan zat yang tidak beracun dan dapat dibuang melalui urin. Urea merupakan hasil reaksi dari amonia, karbondioksida dan asam aspartat. Reaksi ini terjadi dalam matriks mitokondria dan sitosol dari sel hepasit. Pembentukan urea berlangsung melalui 5 tahapan yaitu:
  • Pembentukan karbamoil fosfat– karbamoil fosfat dibentuk dari reaksi amonia, ion bikarbonat dari karbondioksida. Reaksi ini membutuhkan energi ATP dan dikatalis oleh enzim pada mitokondia
  • Pembentukan sitrulin – sitrulin dibentuk dari ornitin dan karbamoil fosfat dengan bantuan enzim ornitin transkarbomoilase. Sitrulin kemudian masuk ke dalam sitosol
  • Pembentukan argininosusinat – sitrulin pada sitosol dikatalis menggunakan enzim argininosusinat sintetase dan energi ATP membentuk argininosusinat
  • Pemecahan argininosusinat– segera setelah terbentuk argininosusinat dipecah oleh enzim argininosusinat liase menjadi arginine dan fumarat. Fumarat yang dihasilkan masuk kedalam siklus krebs
  • Hidrolisis arginine – arginine kemudian bereaksi dengan air dan menghasilkan ornitin dan urea. Ornitin yang dihasilkan akan masuk kembali dalam reaksi tahap kedua
  1. Sekresi Urea
Urea yang dihasilkan dari siklus urea pada hati kemudian dibawa ke dalam ginjal untuk selanjutnya dibuang bersama urin. Selain melalui ginjal, urea juga dapat dikeluarkan tubuh melalui keringat pada kulit. Kedua organ ini saling melengkapi. Saat cuaca dingin, keringat jarang keluar sehingga sebagian besar urea dikeluarkan melalui urin. Sedangkan pada cuaca panas, urea banyak dikeluarkan melalui keringat.
Apabila ekskresi amonia terganggu maka kadar amonia dalam darah akan meningkat. Kondisi ini disebut dengan hiperamonemia. Penderita hiperamonemia akan mengalami beberapa gejala sebagai berikut:
  • Dehidrasi – penderita hiperamonia akan mengalami dehidrasi akibat adanya ketidakseimbangan cairan pada tubuh yang disebabkan mengingkatnya kadar amonia dalam darah
  • Kelesuan– kadar amonia yang meningkat akan mengganggu jalannya siklus krebs sebagai penghasil energi utama tubuh. Akibatnya tubuh terasa lemas
  • Nafas memburu – energi yang dihasilkan tubuh berkurang sehingga bagian bagian otak manusia mengirimkan sinyal untuk mempercepat metabolisme tubuh, salah satunya dengan mempercepat pengikatan oksigen
  • Lemah otot – otot lurik memerlukan banyak energi dalam beraktivitas. Jika energi berkurang maka otot akan melemah 
sumber : https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-ekskresi-hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGANGKUTAN NUTRISI PADA TUMBUHAN

Sistem Transportasi  Pada Tumbuhan  Transportasi Nutrisi Semua bagian tumbuhan yaitu, akar,  batang, daun serta bagian lainnya memerlukan  nutrisi. Agar kebutuhan nutrisi di setiap bagian  tumbuhan terpenuhi, maka dibutuhkan suatu  proses pengangkutan nutrisi hasil fotosintesis  berupa gula dan asam amino ke seluruh tubuh tumbuhan. Pengangkutan hasil fotosintesis  dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan terjadi melalui pembuluh floem. Perjalanan zat-zat hasil fotosintesism dimulai dari sumbernya yaitu daun (daerah  yang memiliki, konsentrasi gula tinggi) ke  bagian tanaman lain yang dituju (daerah  yang memiliki konsentrasi gula rendah).  sumber : https://www.awalilmu.com/2015/06/sistem-transportasi-pada-tumbuhan-lengkap.html

PEMBENTUKAN BAYANAGAN PADA CERMIN LENGKUNG

PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN LENGKUNG 1) Cermin Cekung Cermin lengkung adalah cermin yang permukaannya melengkung yang disebut juga lengkung sferis. Ada dua jenis cermin lengkung sederhana yaitu cermin silinder dan cermin bola. Cermin cekung dan cembung dianggap sebagai irisan permukaan yang berbentuk bola. Cermin cekung merupakan irisan permukaan bola yang bagian mengkilapnya terdapat di dalam sedangkan irisan permukaan bola yang bagian mengkilapnya terdapat di luar adalah cermin cembung. Bagian M adalah titik pusat kelengkungan cermin, yaitu titik pusat bola. Titik tengah cermin adalah O. Sumbu utama yaitu, OM, garis yang menghubungkan titik M dan O. Sudut POM adalah sudut buka cermin jika titik P dan M adalah ujung-ujung cermin. Unsur-unsur cermin lengkung, yaitu sebagai berikut. a. Pusat kelengkungan cermin Pusat kelengkungan cermin merupakan titik di pusat bola yang diiris menjadi cermin. Pusat kelengkungan cermin biasanya disimbolkan dengan M. b. Vertex V

PARU-PARU

FUNGSI PARU- PARU DALAM SISTEM EKSKRESI        Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.       Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk kedalam darah melalui kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh haemoglobin untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau